Cahaya di Ujung Tahun
Di sebuah panti kecil bernama Rumah Harapan, tinggal seorang anak yatim berusia 10 tahun bernama Rafa. Rafa dikenal ramah, sopan, dan selalu tersenyum meski hidupnya tak semudah anak-anak lain seusianya.
Akhir tahun pun tiba. Di luar sana, lampu warna-warni mulai menghiasi jalan. Anak-anak lain bersama keluarga mereka sibuk membeli kue, menggantung pernak-pernik, dan merencanakan liburan. Tapi di Rumah Harapan, Rafa dan teman-temannya hanya bisa melihat dari balik jendela.
Meski begitu, Rafa selalu menguatkan hati.
“Tidak apa-apa, teman-teman,” katanya suatu malam. “Mungkin kita tidak punya keluarga di sini… tapi kita punya satu sama lain.”
Beberapa anak mengangguk, sebagian lagi menunduk menahan sedih. Malam itu, Rafa diam-diam menulis sesuatu di buku gambar lusuhnya. Ia menggambar langit malam dengan satu bintang besar di tengahnya. Di bawahnya ia menulis:
“Semoga akhir tahun ini membawa cahaya untuk kami semua.”
Keesokan harinya, pengurus panti mengumumkan bahwa akan ada tamu yang datang pada malam puncak akhir tahun. Rafa langsung tersenyum. Bukan karena ia berharap hadiah, tetapi karena ia senang ada orang yang ingin berkunjung ke mereka.
Saat malam itu tiba, halaman panti tiba-tiba berubah. Lampu digantung rapi, tikar dibentangkan, dan aroma makanan lezat tercium dari dapur. Beberapa relawan dan donatur datang membawa bungkusan. Ada roti, nasi kotak, pakaian, hingga mainan.
Semua anak bersorak gembira, kecuali Rafa yang hanya berdiri diam sambil tersenyum malu. Ia tidak tahu harus memulai dari mana.
Seorang relawan menghampirinya.
“Namamu siapa?”
“Rafa, Kak,” jawabnya pelan.
Relawan itu mengelus kepala Rafa. “Kamu anak yang kuat, ya. Ini ada hadiah kecil buat kamu.”
Rafa menerima sebuah kotak kecil berisi buku gambar baru dan satu set pensil warna. Matanya langsung berkaca-kaca.
“Kakak tahu saya suka menggambar?”
“Kami hanya ingin kamu tetap memegang harapan. Anak hebat selalu butuh alat untuk bermimpi.”
Rafa memeluk buku itu seperti harta paling berharga. Malam itu, ia duduk di sudut halaman dan membuka halaman pertama. Dengan pensil warna barunya, ia menggambar lagi bintang besar—kali ini jauh lebih terang.
Di sampingnya ia menulis:
“Akhir tahun ini akhirnya ada cahaya.”
Ketika pesta hampir selesai, pengurus panti mengajak semua anak berkumpul untuk berdoa bersama. Rafa berdiri di baris depan. Saat semua mata tertutup, Rafa berbisik dalam hati:
“Ayah… Ibu… Rafa tidak sendirian. Ada banyak orang baik yang kirim cahaya untuk kami. Tahun depan, Rafa ingin membalas dengan kebaikan juga.”
Malam itu langit begitu cerah, bintang-bintang tampak berkelip lembut. Dan bagi Rafa, itu seperti jawaban yang selama ini ia cari.
Akhir tahun bukan lagi hari yang sunyi…
melainkan hari penuh harapan.


Posting Komentar untuk "Cahaya di Ujung Tahun"